Rabu, 16 Oktober 2013

Kesimpulan Kutipan, Catatan Kaki dan Daftar Pustaka


      Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan kutipan dan catatan kaki pada suatu karangan dan sebagainya, memiliki ketentuan dan aturan yang berlaku dalam penulisannya. Penggunaan kutipan dan catatan kaki sangat penting dalam penulisan buku, majalah, KTI dan lain-lain.
 

     Kutipan
 

     Dari ketiga buku referensi yang telah kami pelajari, bahwa kutipan dibagi menjadi 2 yakni kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Ketiga buku yang kami pelajari mempunyai kutipan langsung dan kutipan tidak langsung yang diambil dari sebuah buku atau pun dari orang-orang terkenal. Walaupun tidak semua buku memiliki kedua jenis kutipan tersebut.
   

     Catatan kaki
     
     Dari ketiga buku referensi yang telah kami pelajari, bahwa catatan kaki pada setiap buku        berbeda-beda. Dari ketiga buku yang kami pelajari, buku ke-1 menggunakan simbol bintang pada penulisan catatan kakinya. Sedangkan pada buku ke-2 dan ke-3 menggunakan simbol angka pada penulisan catatan kakinya. Namun pada dasarnya penggunaan catatan kaki bertujuan untuk memperjelas dan memberitahu darimana sumber informasi yang didapat oleh penulis. Jadi tidak masalah dengan perbedaan penggunaan simbol pada setiap buku.
 

     Daftar pustaka
 

     Dari ketiga buku referensi yang telah kami pelajari, bahwa penulisan daftar pustaka pada setiap buku adalah sama. Hanya terdapat beberapa perbedaan pada penulisan daftar pustaka, namun tidak merubah fungsi dari daftar pustaka itu sendiri.

Tarif Listrik naik, Industri Makin Tertekan

     Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat mengatakan kenaikan tarif listrik pada 1 oktober lalu kian memberatkan industri tekstil dan produk tekstil. Menurut dia, biaya listrik terhadap total ongkos produksi cukup besar, yakni 14-25 . Menurut dia, industri menerima dampak akumulatif dari berbagai kebijakan pemerintah sejak awal tahun, dimaulai dari kenaikan upah buruh, tarif gas, pelemahan nilai rupiah, hingga kenaikan tarif ;istrik. Hal itu menurut Ade, membuat para pengusaha kehilangan akal. Bila harga produk dinaikan untuk menutup biaya, yang dipertaruhkan adalah tingkat penjualan. "Nanti orang tidak mampu beli", katanya.

     Keresahan juga dirasakan produsen makanan dan minuman. Menurut Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Adhi S. Lukman, dampak kenaikan tarif listrik berbeda untuk tiap jenis usaha. Produsen roti dan daging olahan masuk kategori yang paling merasakan kenaikan itu karena menggunakan oven atau lemarti pendingin yang menyerap banyak listrik.

     Sekretaris Perusahaan PLN Adi Supriono menyatakan, adanya kenaikan tarif tersebut bukan untuk menjadikan PLN untung besar. Kenaikan tersebut, ujarnya, adalah menekan subsidi dalam APBN. "Kenaikan itu juga tidak terkait dengan pelayanan yang kerap dikritik lantaran listrik sering mati. Dia menjanjikan PLN akan berupaya keras memenuhi kebutuhan listrik".

Sumber: Koran Tempo

Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar

     Tentunya kita sudah sering mendengar kata "baik dan benar" dalam berbahasa. Namun, kita juga belum sepenuhnya mengerti apa itu berbahasa yang "baik dan benar" dalam berbahasa. Seharusnya sebagai warga negara Indonesia yang mengerti aturan-aturan atau kaidah-kaidah dalam berbahasa Indonesia adalah bisa melafalkan atau mengucapkannya dengan baik dan benar. Untuk dapat melakukannya, kita perlu pahami dahulu apa yang dimaksud dengan baik dan benar tersebut.
     Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni: sesuai lawan bicara, tempat pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia (seperti: sesuai kaidah ejaan, istilah, dan tata bahasa).
     Dan juga bahasa digunakan sebagai alat komunikasi. Bahasa merupakan alat untuk merumuskan maksud kita sebenarnya apa, dengan komunikasi kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan ketahui kepada orang lain. Dan cara penyampaiannya pun harus dengan kalimat efektif, misalnya: mudah dipahami orang lain, menggunakan kata yang lepat dan serasi, rasional, efisien, dan tidak menimbulkan dua arti yang membingungkan.